4 Nov 2012

Tato sebagai Bentuk Kriptografi Zaman Dulu


oleh Clara
Adanya hari sandi nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 4 April, membawa minat penulis untuk mengulasnya. Apa itu persandian? Atau istilah lainnya adalah kriptologi. Jika Anda adalah penyuka film maka kriptoglogi sering diangkat dalam scientific film luar negeri. Namun, bagi masyarakat Indonesia sendiri istilah itu masih terdengar awam.
Secara luas, persandian juga dikenal dengan sebutan kriptologi. Secara etimologi “kriptologi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari “kriptos” yang berarti tersembunyi (rahasia) dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi, kriptologi adalah ilmu atau seni yang mempelajari kerahasiaan.
Kriptologi sendiri terdiri atas dua disiplin ilmu yaitu kriptografi dan  kripanalisis. Kriptografi berkenaan pada ilmu menyembunyikan informasi dengan menggunakan transformasi matematika. Sedangkan, kripanalisis berkenaan pada kegiatan membuka informasi yang tersembunyi dengan menggunakan analisis kriptografi dan teknik matematika. Penamaan praktisinya pun berbeda. Seseorang yang khusus mempelajari kriptografi disebut kriptografer dan seseorang yang mempelajari kripanalisis disebut kripanalis.
Sejarah kriptologi sebagian besar merupakan sejarah kriptoglogi klasik, yaitu metode penyandian dengan menggunakan kertas dan pensil dan mungkin dengan bantuan alat mekanik sederhana. Namun, kriptologi sendiri telah ada sejak 4000 tahun silam yang digunakan oleh bangsa Mesir (berupa hieroglyph yang tidak standar pada piramid) sebagai sebuah penyampaian pesan rahasia kerajaan yang hanya digunakan oleh raja dan keturunannya dan hingga abad ke-20 ini penggunaan kriptologi masih digunakan dan semakin canggih.
Kriptologi sebagai sebuah imu dan seni juga memiliki tujuan utama yaitu kerahasiaan, integritas data, dan pengesahan. Kerahasiaan berarti kriptografi digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun, data dienkripsi  dan tersembunyi maknanya kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.
Integritas data berarti kriptografi mencegah data dari kerusakan dan perubahan data secara tidak sah. Pencegahan melalui penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya. Terakhir, tujuan kriptografi yaitu pengesahan. Maksudnya adalah pembuktian identitas dari pengirim untuk memastikan orang yang berhak.
Dari tujuan di atas bisa dibayangkan betapa penting dan rumitnya suatu kriptologi untuk dipelajari. Pada era modern ini kriptografi sebagai cabang kriptologi, dipakai hampir disetiap kegiatan manusia tidak hanya pada golongan tertentu seperti 4000 tahun silam. Jika kita menggunakan ATM, sebenarnya kita secara tidak sadar telah menggunakan jasa dari kriptografi. Atau jika ketika kita sedang login ke salah satu situs jejaring sosial (facebook) kita juga sebenarnya sedang menggunakan jasa kriptografi. Hal ini disebabkan nomor pin atau password kita sebelum dikirimkan dari mesin ATM atau meninggalkan komputer yang kita gunakan akan mengalami proses penyandian terlebih dahulu.
Contoh yang ada saat ini merupakan bentuk kriptografi modern yang tingkat kerumitannya sudah sangat tinggi. Namun, tahukah Anda bahwa salah satu bentuk kriptografi klasik yang paling sederhana adalah tato. Kata tato atau tatto sendiri berasal dari bahasa Tahitan yaitu “tatu” yang berarti “untuk menandakan sesuatu”.
Pada awalnya, tato ditemukan di Mesir pada waktu pembangunan The Great Pyramida pada tahun 2000 SM. Pada saat kerajaan Mesir semakin memperluas kekuasaannya, seni tato tersebut pun menyebar ke daerah-daerah lain dari bagian Timur Tengah, India, Cina, Jepang, dan Kepulauan Pasifik.
Menjelang tahun 1000 SM, keberadaan tato semakin populer. Hal ini dikarenakan adanya difusi kebudayaan akibat migrasi penduduk. Lalu, pada sekitar tahun 450 SM Herodotus seorang raja Yunani manato tubuhnya sebagai tanda kelahirannya. Selanjutnya, pada zaman itu menurut catatan Herodotus, ketika Histiaeus dipenjarakan oleh Raja Daraius di Susa, Persia tato pun digunakan sebagai alat penyampaian pesan rahasia.
Histiaeus harus menyampaikan pesan rahasia itu kepada menantunya Aristagoras di Melitus. Dia pun menggunakan tato sebagai bentuk kriptografi. Caranya, kepala seorang budak setia digunduli. Lalu, berita ditulis (tato) di atas kulit kepala budak tersebut dan mengirim budak itu setelah rambutnya cukup panjang menutupi tulisan ke tempat tujuan melalui penjagaan musuh.  Ketika, diperiksa  di  pintu  gerbang memang sang budak tidak membawa pesan apa-apa dan sang budak dibiarkan lewat begitu saja tanpa dicurigai. Sesampainya di tempat tujuan, barulah budak tersebut dicukur oleh si penerima pesan untuk dapat dibaca pesannya.
Sampai akhirnya, agama Kristen datang di bumi Eropa. Tato dilarang di sepanjang daratan Eropa. Namun, tato tetap hidup di daerah Timur tengah dan beberapa daerah lainnya di dunia. Lalu, pada tahun 787 M, Paus Adrian I melarang adanya penggunaan tato. Larangan itu berkembang pesat hingga penyerbuan Norman pada tahun 1066. Semenjak saat itu tato lenyap dari kebudayaan Barat dari abad ke-12 sampai abad ke-16.
Namun, ketika perang salib terjadi tato kembali muncul sebagai tanda akan kereligiusan. Banyak serdadu protestan yang menato tubuhnya dengan simbol-simbol kekristenan (seperti: salib). Sehingga, apabila gugur dalam peperangan maka mereka akan dikebumikan sesuai agama yang mereka yakini. Hingga pada akhir abad ke-19 tato dijadikan suvenir oleh para peziarah di Jerusalem sebagai cinderamata yang bernuansa religius.
            Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persandian dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sekali pun. Hal ini dibuktikan pada zaman Herodotus silam. Sejarah yang panjang membuat persandian semakin kompleks dan efisien pada saat ini dan tato pun berubah fungsi. Seperti yang diuraikan di atas bahwa pada mulanya tato sebagai salah satu persandian klasik yang melambangkan pesan rahasia dan hanya digunakan untuk para budak.  Namun, sesuai perkembangan zaman tato berubah fungsi ia melambangkan kerelijiusan seseorang dan bahkan di era globalisasi saat ini, tato dijadikan tren yang melambangkan kebebasan dan kemodisan. Uraian di atas juga mengingatkan kita bahwa sejarah dari perkembangan media (baik cetak maupun elktronik) saat ini berawal dari sebuah simbol berupa gambar-gambar.




DAFTAR PUSTAKA

Ariyus, Doni. 2008.  Pengantar Ilmu Kriptologi : Teori Analisis dan Implementasi. Yogyakarta: CV ANDI.
Bishop, David. 2003. Introduction to Cryptography with Java Applets. United States of Amerika: Malloy Incorporated.
Briggs Asa, dan Peter Burke. 2006. Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Munir, Rinaldi. 2004. Bahan Kuliah ke-1 IF5054 Kriptografi: Pengantar Kriptografi. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung.
Olong, Hatib A.K. 2006. Tato. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Prasetyo, Didik Dwi. 2006. Pemrogaman Aplikasi Database dengan Visual Basic.Net 2005 dan MS Access. Jakarta: PT Elex Media Komutindo.
Pudjiastiti, Puline. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Grasindo.
Diunduh dari http://forum.detik.com/showthread.php?p=6255105 Diunduh pada tanggal 13 April 2012 pukul: 11.30 WIB.
Diunduh dari http://psb-psma.org/content/blog/4715-sejarah-tato-tertua-di-dunia-dari-mentawai Diunduh pada tanggal 13 April 2012 pukul: 11.50 WIB.
Diunduh dari http://www.lemsaneg.go.id Diunduh pada tanggal 8 April 2012 pukul: 22.00 WIB.
Diunduh dari http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/134238-T%2027916-Aplikasi%20least-Literatur.pdf Diunduh pada tanggal 14 April 2012 pukul: 13.00 WIB.
<











Tidak ada komentar:

Posting Komentar