Oleh Istiqomah Ila S. |
Kiat Esemka adalah mobil produksi Indonesia. Mobil ini menjadi terkenal di Indonesia setelah Joko Widodo, wali kota Solo memakainya sebagai mobil dinasnya. Mobil ini bisa dipesan lewat internet di http://mobilsmk.com
Esemka adalah produk mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional. Kandungan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara 50%-90%.
Sejarah
Pada tahun 2007, Sukiyat, pemilik sebuah
bengkel mobil Kiat Motor yang membuat mobil ini, memodifikasi sebuah mobil Land
Cruiser yang kemudian menjadi sebuah mobil Toyota Crown. Kemudian ia berkerja
sama dengan salah satu SMK, Sukiyat mulai mengerjakan sebuah mobil. Di
bengkelnya, ia mengajak anak-anak SMK untuk melakukan PKL (Praktik Kerja
Lapangan). Nasibnya secara perlahan mulai berubah, di saat Direktur Pembinaan
SMK, Joko Sutrisno hadir dan melihat kreatifitasnya. Joko saat itu meminta
Sukiyat membina siswa SMK dan merakit mobil, tanpa menggunakan mesin pabrik.
Model
Beberapa prototipe Mobil Esemka sudah
diluncurkan, bahkan ada yang sudah siap diproduksi massal, antara lain:
Esemka Rajawali
Esemka Rajawali merupakan model SUV bermesin Esemka 1.5i,1.500 cc multi point
injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 103 horse power(hp) pada putaran
5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm. Rajawali mampu
menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi
1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV
premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power window, AC dual
zone, sensor parkir, hingga head unit CD player.
Rajawali
dirakit oleh SMK
Negeri 2 Surakarta dan SMK
Warga Surakarta.
Mobil Esemka
Rajawali menjadi terkenal setelah Joko
Widodo, wali kota Solo memakainya sebagai mobil dinasnya. Esemka
Rajawali akan di uji emisi sebelum siap diproduksi massal.
Esemka Digdaya
Esemka Bima
Gagal Uji Emisi
Esemka lulus uji emisi
Esemka Digdaya
Esemka Digdaya merupakan model pikap kabin
ganda yang dirakit oleh SMK 1 Singosari. Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan
dalam Pameran Produk Indonesia 2009 Di Kemayoran Jakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks
Timor 1.500 cc. Mobil Esemka Digdaya dirancang multifungsi, baik untuk
kenyamanan berkendara maupun niaga. Kuat menampung hingga lima orang dan kabin
belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi
mesin dan bodi yang sama. Mobil Digdaya ini dibandrol dengan harga dibawah Rp.
150 juta. Pilihan-pilihan untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin
bensin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, dan 2.200 cc. Sedangkan untuk yang
berbahan bakar diesel sudah disiapkan 2.500cc. Dalam perkembangannya, Esemka
Digdaya di kembangkan oleh beberapa SMK diseluruh
pelosok tanah air, dan telah dilahirkan Esemka Digdaya II bermesin Esemka 1.5i
dari SOLO Jawa Tengah
Esemka Bima
Esemka Bima Van 1.5i merupakan model van yang
dirakit oleh SMK Negeri 6 Malang.
Esemka Hatchback
Esemka Surya
Esemka Surya merupakan yang dirakit oleh SMK Muhammadiyah 2 Borobudur bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Beberapa model yang dibangun antara lain
mobil ambulans, mobil box roti, Sang Surya Esemka Rajawali, Sang Surya Esemka Double
Cabin dan Sang Surya Mini Truk. Mobil ambulans yang di luncurkan telah memiliki
kelengkapan surat ijin resmi dan telah laik jalan. Kepala Sekolah SMK
Muhammadiyah 2 Borobudur, Yitno, BE, S.Pd mengklaim bahwa Esemka Surya Mini
Truk mengandung 90% komponen lokal.
Esemka Zhangaro
Esemka
Zhangaro merupakan model pikap niaga yang dirakit oleh SMK Negeri 10 Malang.
Modelnya mirip mobil yang sudah keluar duluan
kayak suzuki dan mitsubisi.
Esemka Patua
Esemka Patua adalah truk mini (pikap) yang
dirakit SMK
2 Surabaya.
Gagal Uji Emisi
Setelah menempuh perjalanan dari Surakarta menuju Jakarta, maka pada tanggal 27 Pebruari 2012 mobil
Esemka Rajawali melakukan Uji Emisi Euro-2 di Balai Thermodinamika Motor dan
Propulsi (BMTP) Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Kendaraan didiamkan selama 6 jam untuk mendinginkan mesin, oli dan air
radiator, kemudian Uji Emisi dilakukan dan hanya memakan waktu 19 menit 45
detik, hasil rinci uji emisi secara resmi hanya bisa diumumkan oleh Dirjen
Perhubungan Darat sebagai pemberi perintah. BMTP berada di bawah Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki sertifikat internasional
dan resmi. Ini adalah salah satu langkah yang harus
dipenuhi agar mobil tersebut dikatakan layak jalan dan dapat diproduksi massal,
setelah mendapatkan Nomor Identifikasi
Kendaraan (NIK).
Kementerian Perhubungan belum bisa mengeluarkan Sertifikat Uji Tipe Kiat
Esemka, karena hasil uji kendaraan tersebut di atas ternyata CO sebesar 11.63
gram/kilometer dan HC+NOx 2,69 gram/kilometer dimana seharusnya maksimum CO 5,0
gram/kilometer dan HC+NOx 0,70 gram/kilometer.
Esemka lulus uji emisi
Tanggal
16 Agustus 2012, merupakan tonggak keberhasilan Esemka, setelah melalui proses
perbaikan, akhirnya berhasil melampaui nilai ambang batas Euro 2 dengan hasil
CO = 1.544 g/km dan NOx+HC = 0,598 g/km.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kiat_Esemka
http://id.wikipedia.org/wiki/Esemka
http://jurug.blogspot.com/2012/01/logo-mobil-esemka-mirip-simbol-bohemian.html
^SELAMAT MEMBACA, SEMOGA BERMANFAAT^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar