29 Okt 2015

Kultum malam Jumat, 29 Oktober 2015



Sebuah kisah tentang keimanan salah seorang hamba Allah SWT di mana kala itu imanya sempat naik, lalu turun, lalu naik lagi. Kisah dari seorang sahabat nabiyang bernama Tsalabah Bin Abdurrohman ra tsalabah adalah pemuda Anshor berusia sekitar 17 tahunan ia adalah pemuda yang sangant mencitai Allah dan Rosulnya.
Tsalabah adalah pemuda yang senantiasa mendapatkan kabar dari rosulullah dan  di mintai pertolongan oleh rosulullah untuk menyampaikan kabar berita kepada salah satu sahabat rosulullah SAW. Suatu ketika rosulullah meminta pertolongan kepada tsalabah untuk membawa  sebuah kabar kepada seorang sahabat rosul, tsalabah pun mematuhi perintah rosulullah dan mulai berjalan menuju kota Madina ntuk memberi kabar tersebutkepada sahabat rosul, namun di dalam perjalanan ada sebuah hal yang menarik hatinya dan membuat ia berhenti dari perjalananya. Pada suatu itu ia melihat ada pintu rumah yang terbuka sedikit pintunya dan didalam rumah tersebut langsung menembus kamar mandi, dan di dalam kamar mandi itu ada seorang gadis yang sedang mandi maka tsalabah menghentikan langkah kakinya dan mulai mulai melihat wanita yang sedang mandi tersebut, lama sekali tsalabah memandangi keindahan yang ada di hadapannya, sampai-sampai dia tersadar dan lagsung berkata astagfirullah ya Allah , mataku telah berbuat dosa ya Allah, kemudian tsalabah mulai merasa takut kepada dirinya sendiri, bagaimana ketika aku telah menyampaikan berita lalu kembali kepada rosul pasti rosul akan diberi tahu oleh Allah SWT bahwa apa yang telah aku lakukan ini adalah dosa, dosa besar karna mataku begitu kotor karna melihat wanita yang haram yang seharusnya aku tidak melihatnya namu aku berlama-lama melihatnya tanpa busananya, dan akhirnya tsalabah memutuskan untuk lari dari kota Madinah dan bersembunyi dipegunungan antara Madinah dan Makkah. tinggal disana dan senantiasa bertaubat dan menangis kepada Allah Swt selama 40 hari.
Malaikat Jibril as menyampaikan perihal ini kpd Rasul Saw, shg Rasulullah Saw
meminta kepada beberapa sahabat Anshar untuk menjemputnya. Ketika sampai Madinah, Rasulullah Saw sedang memimpin shalat berjamaah. Maka shalatlah mereka, namun Tsalabah ra masih dengan rasa berdosanya, memilih shaf paling belakang. Ketika ia mendengar ayat Qur’an yg sdg dibaca Rasul Saw, ia seketika pingsan.

Selesai shalat, Rasulullah Saw membangunkannya dan menanyakan perihal dirinya.
“Apa yg menyebabkan kau pergi dariku?,” tanya Rasul.
“Dosaku, ya Rasulullah,” jawabnya.
“Bukankah aku pernah menunjukkan ayat yg dpt menghapus dosa dan kesalahan (QS.
2:201)?,” tanya Rasul.
“Betul, akan tetapi dosaku teramat besar, ya Rasulullah,” jawabnya.
“Akan tetapi, Kalam Allah itu lebih besar lagi,” jawab Rasulullah Saw.
Setelah itu, Rasulullah Saw memerintahkan agar Tsalabah dibawa kerumahnya. Namun setelah sampai dirumah, Tsalabah ra jatuh sakit, hingga akhirnya Rasulullah Saw yang mendengar kabar sakitnya Tsalabah ra menjenguknya. Tsalabah ra masih malu karena rasa bersalahnya selalu menggeser kepalanya dari pangkuan Rasulullah Saw.
“Mengapa kamu geser kepalamu dari pangkuanku?,” tanya Rasulullah Saw.
“Karena kepala ini penuh dosa,” jawab Tsalabah ra.
“Apa yg kamu keluhkan?,” tanya Nabi Saw kepadanya.
“Seperti ada gerumutan semut-semut di antara tulangku, dagingku, dan kulitku,” jawab Tsalabah ra.
“Apa yang kamu inginkan?,” tanya Nabi Saw.
“Ampunan Rabbku,” jawabnya.
Kemudian turunlah Jibril as kpd Nabi Saw dengan membawa wahyu dr Allah Swt, “Andaikata hamba-Ku ini meghadap-Ku dengan kesalahannya sepenuh bumi, Aku akan menyambutnya dengan ampunan-Ku sepenuh bumi pula.”
Nabi Saw menyampaikan wahyu tersebut kepada Tsalabah ra, dan seketika ia terpekik dan meninggal. Maka Rasulullah Saw memerintahkan agar ia segera dimandikan dan dikafani. Ketika selesai menyalatinya, beliau Saw berjalan sambil berjingkat.
Salah seorang sahabat menanyakan mengapa Rasulullah Saw berjalan sambil berjingkat seperti itu. “Demi Dzat yang telah mengutusku dengan benar sebagai Nabi, sungguh aku tidak mampu meletakkan kakiku di atas bumi, karena malaikat yang turut melayat Tsalabah sangatlah banyak,” jawab Rasulullah Saw.
Lihatlah perbuatan tsalabah hanya seperti itu saja membuatnya sangat ketakutan, ketika itu imanya sedang turun karena  memang  dia sendirian dan karena godaan syaiton yang dasyat membawa jiwa pemudanya membuat dia sampai senang melihat hal-hal itu, lalu ketika dia kembali kepada saudara-saudaranya imanya kembali naik dan senantiasa selalu bertaubat karena dosa matanya.
Lau bagaimana kita yang membuat beribu-ribu dosa, sudah merasakah kau beriman kepda Allah dan rosulnya? Kaukatakan kau beriman kau katakana lailahailallah, kau katakana Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah  tapi sesungguhnya kau berikan kepada bibirmu tapi sesunggunya hatimu berdusta, terlalu banyak dosa yang kau lakukan kepada Allah dan rosulnya tai kau tak pernah takut akan dosa-dosa itu, lalu semoga kita senantiasa mengambil pelajaran dari kisah tsalabah.
(Un) 

Post By : Nurul Irma K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar